Sabtu, 17 Desember 2011

lost family

Pagi hari aku terbangun dari mimpi, entah apa yang ku mimpikan semalam, tidak terlalu jelas, mungkin alam bawah sadar ku terlalu tinggi berimajinasi, yasudahlah aku tak mau memikirkannya lagi
Aku bangun dari tempat tidur ku lalu aku bercermin,  hmmm aku terlihat keren juga walaupun terlihat sedikait acak-acakan hehe, oh ya sebelum aku bercerita panajang lebar aku ingin memperkenalkan diriku namaku Kevin umur ku 15 tahun aku anak laki-laki tunggal satu-satu nya di keluargaku, aku tinggal bersama ibu dan ayah ku, keluargaku bisa di bilang keluarga yang berada tapi walaupun keluargaku termasuk keluarga yang berada, tidak memungkinkan tidak ada masalah dalam keluargaku, termasuk ayah dan ibu yang selalu bertengkar
Yah keluarga ku memang tidak harmonis, setiap hari ayah dan ibu selalu berdebat, entah apa yang mereka perdebatkan, mereka tak pernah memikirkan perasaan ku, perasaan buah hatinya.

Setiap pagi setelah aku bangun, setelah aku berkaca, aku memikirkan mereka berdua, berkhayal dengan imajinasi ku, berharap mereka berdua selalu terlihat baik-baik saja dan tidak bertengkar dan memberikan perhatian yang lebih kepada ku, aku tersenyum dalam khayal ku, seketika itu aku tersadar dari imajinasiku karna mendengar pecahan kaca, entahlah apa itu sepertinya dari arah ruang makan, aku pun keluar dari kamar ku dan berjalan menuju ruang makan, setelah aku sampai di ruang makan ayah dan ibu ku sedang bertengkar, aku melihat mereka berdua saling mencaci maki, aku hanya terdiam melihat mereka bertengkar, merekan berdua memandang ku ayah memalingkan wajahnya dariku dan ibu menghampiriku dengan wajah yang sedih dan iya berbicara kepadaku :


“kevin kamu baru bangun yah”

“iya bu, ibu bertengkar lagi ya dengan ayah” tanya ku

“mmm, enggak kok ibu Cuma salah paham sama ayah, gak ada masalah apa-apa, kamu mandi gih siap-siap ke sekolah”

“iya bu”  jawabku dengan nada pelan


Kau tahu kawan setiap kali aku melihat ayah dan ibuku bertengkar aku seperti merasa hancur, merasa hidup di dunia ini tak ada gunanya, pertengkaran mereka mengajarkan ku arti ketakutan, ketakutan akan kehilangan sesuatu yang berharga “KELUARGA”
Aku memang sangat membenci ayah tapi di sisi lain sebenarnya aku takut akan kehilangannya, dulu memang ayah tak seperti sekarang saat aku masih kecil saat aku tak tau tentang apa-apa, ayah sangat menyayangiku dia sangat memanjakan ku, mengajarkan ku hal-hal yang sangat menarik tapi tidak untuk sekarang, saat aku berusia 13 tahun semua berubah aku mulai mengetahui keburukan ayahku saat itulah rasa benci terhadap ayahku mulai tumbuh dan mungkin saat ini adalah puncak nya aku sangat membencinya.


setelah aku mandi aku pun bersiap-siap untuk ke sekolah, dengan seragam rapih yang sudah ku pakai kan di badan ku, aku sudah siap  untuk berangkat, dengan tanpa sarapan di pagi hari aku langsung keluar dari rumah dan mengambil sepedah yang ku parkirkan di garasi, tiba-tiba ibu memanggil ku dari arah pintu :

“kevin, kamu gak sarapan ” tanya ibuku

Aku hanya terdiam  memandang ibuku

“kevin sarapan dulu gih, ibu udah siapin sarapan pagi ini untuk kevin” bujuk ibu ku

“kevin masih kenyang bu’ jawab ku dengan singkat

Aku pun langsung berpamitan dan  mengayuh sepedahku keluar gerbang, di sepanjang jalan entah apa yang ku pikirkan aku mulai kesal dengan ayah dan ibu yang slalu bertengkar sepanjang hari, mereka selalu membuat ku frustasi membuat ku gila, tapi aku tak boleh hancur karna mereka aku harus terus tetap tegar menatap dunia walaupun dunia yang ku hadapi tak seindah dunia yang ku rasakan.

Aku pun tiba di gerbang sekolahku dan memarkirkan sepedah ku di samping halaman sekolah, aku masuk ke kelas dengan hati yang resah, di kelas, aku tidak terlalu berkonsentrasi mengikuti pelajaran bahkan saat guru bertanya kepada ku aku pun tak bsa menjawab, mungkin kejadian tadi pagi masih terngiyang di kepalaku.

Bell pulang pun berbunyi aku bergegas untuk pulang, setelah sampai dirumah aku langsung menuju ke kamarku dan beristirahat. aku menatap langit-langit di kamarku, aku teringat kejadian yang sangat tak ku sukai dalam hidup ku, yah saat itu ayah hampir menceraikan ibu, saat itu aku memohon dengan air mata kepada mereka berdua agar jangan berpisah dan segera berbaikan cara itu pun berhasil, ayah tidak jadi menceraikan ibu. Sebenarnya aku tak tahan dengan kelakuan ayah, ayah mencoba mengkhianati ibu dengan wanita lain, aku tak percaya ayah seburuk itu, dia berani mengkhianati ibu, mengkhianati aku, ayah yang selalu ku banggakan dan selalu aku hormati kini tak lagi aku berfikir seperti itu, semuanya sudah tertutup dengan rasa benci. Ingatan itu tambah membuat ku lelah mata ku berkunang-kunang sampai aku tak dapat melihat dengan jelas tak sadar aku terlelap dalam lelah ku.

Ibu ayah aku merindukan kalian yang dulu…..


Kevin,Kevin,Kevin!!!!
aku terbangun mendengar suara itu yah aku tau itu suara ibu, aku membuka mataku dan melihat ibu sudah ada di sampingku, dia membangunkan ku untuk segera makan malam. Aku baru sadar kalau hari sudah malam mungkin tadi siang tertidur pulas :



“kevin, tumben kamu jam segini masih tidur, kevin makan malam dulu gih ibu sudah siapin makan malam nya”

“iya bu, nanti kevin nyusul, kevin mandi sebentar”

“yasudah, ibu tunggu di bawah ya”

“iya bu”

Ibu ku pun keluar dari kamarku, aku pergi ke kamarmandi dan bersiap-siap tuk makan malam keluarga.
Setelah sampai di meja makan aku tak melihat ayah, aku pun bertanya kepada ibu kenapa ayah tidak makan malam bersama,dan ibu bilang ayah mungkin sibuk. Yah mungkin ayah sibuk dengan seseorang seseorang yang telah merusak keluarga kami

Setelah makan malam aku berlari ke kamar, aku mulai membuka buku pelajaran, aku mengulangi pelajaran disekolah tadi yang tidak aku mengerti karna aku tidak berkonsentrasi. Setelah 2 jam lebih aku belajar aku merefreskan otak ku dengan bermain gitar di kamarku, tak lama kemudian suara mobil terdengar dari luar aku melihat dari jendela, itu mobil ayah, aku terkejut saat ayah keluar dari mobil bersama wanita yang ku benci amarah ku mulai meledak aku keluar dari kamarku dan turun kebawah tuk menemui ayah dan wanita itu, saat aku kebawah aku langsung bilang ke ayah untuk mengusir wanita itu dari rumah tapi ayah hanya mengacuhkan ku dan bertanya ibu dimana, ibu pun keluar dari kamarnya dan menemui ayah, ibu  menyuruhku masuk ke dalam kamar, aku menolak aku takut terjadi hal yang buruk terhadap ibu, tapi ibu memohon ku agar aku masuk kekamar, ibu meyakinkan ku dengan wajah nya yang tenang, aku pun menuruti permintaan ibu.

Aku masuk kedalam kamar dan aku terdiam, mungkin hari ini akan jadi hari terburuk dalam hidup ku. setelah 1 jam lebih ibu di luar berbicara dengan ayah, aku terus di dalam kamar memikirkan mereka, aku takut mereka akan bercerai berpisah aku tak mau itu terjadi. Aku terkejut saat  ibu mengetuk pintu, ibu masuk dan berbicara kepadaku :

“kevin, besok kita pergi yah”

“pergi kemana bu” tanyaku

“pergi ke tempat yang baru ke tempat yang lebih nyaman dari pada rumah ini”  jawab ibu

“maksud ibu, kita pindah???”

“iya, ini demi kebaikan kita”


“ibu pasti bertengkar lagi kan sama aya”

Ibu hanya terdiam dan menitikan air mata

“ibu, ibu jangan nangis lagi karna ayah, iya besok kevin mau kok pindah ke tempat yang baru”

Ibu memeluk ku dengan erat sambil menahan tangis nya, aku pun tak kuat lagi dengan smua ini rasanya aku ingin menangis juga,  aku ingin berteriak. Tapi jika aku begitu aku hanya membuat ibu bertambah sedih. Malam itu menjadi malam tangis tuk keluargaku.

Matahari pagi mulai terbit aku menyiapkan semua barang-barang ku untuk pindah, aku tak melihat ayah hari ini, mobil yang sudah di siapkan untuk mengangkut barang-barang kami pun datang. Setelah semuanya siap kami pun berangkat menuju rumah yang baru mungkin ini jalan terbaik untuk mengobati rasa sakit hati ibu, jika aku memaksa bersikeras untuk tetap tinggal di rumah ini mungkin aku hanya membuat ibu merasa lebih tersakiti lagi, mulai sekarang aku hanya menuruti perkataan nya saja, aku mulai berangkat dan meninggalkan rumah yang sudah 15 tahun ku tinggali sejak lahir yah aku akan merindukan rumah itu merindukan saat dimana aku dan keluargaku sangat bahagiya merindukan senyum ayah,senyuman ibu. teringat saat aku masih kecil hingga sampai dewasa ini aku selalu berteduh di dalamnya. Dan sekarang aku harus rela meninggalkan semua  kenangan itu

ayah ibu aku ingin kalian kembali seperti dulu lagi 



5 komentar:

Sam Rinaldy mengatakan...

Ini nih... berdasarkan pengalaman pribadi apa bukan?
Ehm... jadi inget iklan di tV...
Ayah... Ibu...Blablabla... :D

jimmy ade putra mengatakan...

bukan dong ini cuma karangan ajah

iklan yang mana tuh ada blablabla nya :p

Sam Rinaldy mengatakan...

Eh PR nya mana? Hahahha...

jimmy ade putra mengatakan...

harap tunggu hehe :p

Nyovika mengatakan...

ceritanya sedih ni kakjap, jd keinget iklan mi sedap .
Aku nggak punya papaaa :'( {}
(maaf geje dikit yg penting sopan -.-V)

Posting Komentar

Pembaca yang budiman, jika ingin Beri Komentar/saran harus yang sopan yah okeee??? (^o^)V