Rabu, 21 Desember 2011

ku pendam

Malam itu awan tampak gelap, beribu bintang yang ada di langit pun  tampak tak terlihat, gemuruh petir mulai bermain di atas awan , sepertinya akan hujan “ucap dalam hatiku”, aku melihat tetesan air satu-persatu jatuh dari langit, “yah sepertinya malam ini akan hujan”, malam itu aku duduk sendiri hanya tersandar gitar di sampingku dengan secangkir kopi dan roti yang sudah ku persiapkan tuk menemani ku malam ini, entah mengapa akhir-akhir ini aku sering termenung sendiri memikirkan seseorang,, seseorang yang ku sukai yah sangat ku sukai.

Sabtu, 17 Desember 2011

lost family

Pagi hari aku terbangun dari mimpi, entah apa yang ku mimpikan semalam, tidak terlalu jelas, mungkin alam bawah sadar ku terlalu tinggi berimajinasi, yasudahlah aku tak mau memikirkannya lagi
Aku bangun dari tempat tidur ku lalu aku bercermin,  hmmm aku terlihat keren juga walaupun terlihat sedikait acak-acakan hehe, oh ya sebelum aku bercerita panajang lebar aku ingin memperkenalkan diriku namaku Kevin umur ku 15 tahun aku anak laki-laki tunggal satu-satu nya di keluargaku, aku tinggal bersama ibu dan ayah ku, keluargaku bisa di bilang keluarga yang berada tapi walaupun keluargaku termasuk keluarga yang berada, tidak memungkinkan tidak ada masalah dalam keluargaku, termasuk ayah dan ibu yang selalu bertengkar
Yah keluarga ku memang tidak harmonis, setiap hari ayah dan ibu selalu berdebat, entah apa yang mereka perdebatkan, mereka tak pernah memikirkan perasaan ku, perasaan buah hatinya.

Setiap pagi setelah aku bangun, setelah aku berkaca, aku memikirkan mereka berdua, berkhayal dengan imajinasi ku, berharap mereka berdua selalu terlihat baik-baik saja dan tidak bertengkar dan memberikan perhatian yang lebih kepada ku, aku tersenyum dalam khayal ku, seketika itu aku tersadar dari imajinasiku karna mendengar pecahan kaca, entahlah apa itu sepertinya dari arah ruang makan, aku pun keluar dari kamar ku dan berjalan menuju ruang makan, setelah aku sampai di ruang makan ayah dan ibu ku sedang bertengkar, aku melihat mereka berdua saling mencaci maki, aku hanya terdiam melihat mereka bertengkar, merekan berdua memandang ku ayah memalingkan wajahnya dariku dan ibu menghampiriku dengan wajah yang sedih dan iya berbicara kepadaku :